Friday, September 27, 2013

Buku Cerita Fayda



Foto-foto diatas adalah buku cerita yang sedang digandrungi Fayda. Sebetulnya, buku ini dulunya punya Farras, dan dilungsurkan pada Fayda. Jadi beli buku tersebut sudah lama, sejak Farras Batita. Untungnya, buku ceritanya masih ada dan masih bagus, sehingga bisa dilungsurkan ke Fayda. Hampir setiap hari saya diminta Fayda untuk membacakan buku-buku cerita tersebut. Dan minta dibacakannya, gak ingat waktu. Kadang di siang hari bolong, kadang pagi-pagi begitu Fayda bangun tidur, dan malam hari ketika Fayda hendak tidur. Kalau malam hari sih, memang biasanya saya membacakan buku cerita, atau mengarang cerita sendiri, tapi kalau siang bolong, dimana moodnya lagi kacau? Untungnya, tulisannya besar-besar dan bukunya tipis, jadi membacanya tidak perlu lama-lama hehehe.... #dasaribumalas#.

Yang membuat saya terpana adalah, suatu ketika Fayda membuka salah satu halaman dari buku cerita yang berjudul Aku Tidak Meludah Sembarangan. Sambil mendekati saya dengan buku cerita yang sudah terbuka salah satu halamannya, Fayda bilang : "Ibu, lihat deh, Fayda bisa baca buku ceritanya". Lalu Fayda pun seolah-olah sedang membaca buku cerita di halaman tersebut. Dan ajaibnya, apa yang Fayda ucapkan, sama persis dengan tulisan yang ada di buku cerita itu. Jadi seakan-akan Fayda sedang membaca bukunya, padahal membaca saja Fayda belum bisa :) Sang kakak yang juga mendengar dan melihat tulisan yang ada di buku juga ikut terpana, dan kami serempak sama-sama tertawa senang, karena Fayda ternyata hapal akan isi dari cerita tersebut. Karena melihat saya dan kakaknya tertawa, Fayda ikut-ikutan tertawa senang. Lalu sayapun mencium Fayda gemas :) Ternyata memang benar ya, otak anak-anak itu ibarat spon yang bisa menyerap berbagai macam informasi yang anak-anak lihat dan dengar. Dengan melihat dan mendengar, anak-anak sedang belajar.

Thursday, September 26, 2013

Menjadikan Anak Seorang Pemimpin


Sejak usia 3 tahun, ketika mulai masuk sekolah Kober/Play Group, anak pertama saya, Farras sudah mulai dikenalkan dengan berbagai macam lomba. Lomba puzzle, lomba menempel (kolase), lomba baca puisi, lomba cerdas cermat, lomba menyanyi, lomba pidato, lomba pada acara 17 Agustus an (lomba makan kerupuk, lomba memasukan paku ke dalam botol, lomba menangkap ikan, lomba memindahkan kardus), lomba membaca, lomba berhitung, lomba adzan, dan lomba hafalan surat-surat pendek dalam Al-Quran. Walaupun saat itu Farras terbilang masih kecil, tapi kepercayaan dirinya besar, tidak pernah merasa takut, malu atau tidak berani. Disuruh untuk mengikuti apa saja pasti mau. Pun jika disuruh saya atau ayahnya untuk bertanya pada gurunya mengenai apa saja, pasti berani. Jadi itung-itung, Farras adalah penyambung lidah antara ayah dan ibunya dengan ibu gurunya :). Juga jika Farras dimintai tolong untuk belanja ke warung dekat rumah, pasti Farras mau, tidak merasa malu, padahal saat itu Farras masih Balita. Biasanya saya hanya memperhatikan dari kejauhan. Sebetulnya saya memang sengaja meminta tolong Farras untuk beli sesuatu ke warung, apakah Farras berani atau tidak. Ternyata Farras mau dan berani :D Mendidik anak mempunyai kepercayaan diri, berani (berani tampil di depan orang banyak, dan berani berbicara/mengungkapkan suatu hal pada orang lain), mandiri, terampil adalah keinginan kami, sebagai ayah dan ibunya Farras, tentunya juga keinginan semua orang tua. Oleh karena itu, saya dan suami saya, mengenalkan berbagai macam lomba pada anak kami. Karena menurut saya, jika anak sudah memiliki rasa percaya diri, berani, mandiri, terampil, merupakan cikal bakal anak untuk menjadi pemimpin, sudah terlihat. Semoga begitu ya.... :D

Monday, September 23, 2013

Sop Ikan Tenggiri

Minggu kemarin, coba-coba resep membuat Sop Ikan Tenggiri, tapi isinya saya modifikasi sedikit :). Dari resep aslinya, gak pakai wortel, tapi saya coba tambahin wortel, maksudnya biar sekalian ada sayurnya, jadi kan, gak usah bikin sayur lagi hehehe... #dasarmalas#. Di resep aslinya pakai daun bawang, tapi saya gak pakai, karena lupa gak beli :). Dan di resep aslinya gak pakai bawang merah, bawang putih, tapi saya pakai, karena masakan saya khawatir gak sedap kalau tidak memakai dua jenis bawang tersebut, maklum masih amatiran :). Terus, di resep aslinya gak pakai cabe rawit, tapi saya pakai, supaya lebih sedap :), dan juga saya pakai tomat, padahal di resep aslinya tidak ada :). Dan hasilnya, Fayda makannya banyak, gak tahu karena enak atau memang lapar ya... hehehe...

Bahan :
1. Ikan Tenggiri 500 gram dipotong-potong
2. Wortel 1 buah dipotong-potong
3. Tomat 1 buah dibelah empat
4. Jeruk Nipis
5. Kemangi

Bumbu :
1. Bawang Merah 2 butir diiris tipis
2. Bawang Putih 1 butir diiris tipis
3. Cabe Rawit
4. Cabe Merah 1 buah
5. Cabe Hijau 2 buah
6. Garam

Cara Membuat :
1. Lumuri ikan tenggiri dengan jeruk nipis, diamkan kira-kira 30 menit
2. Rebus wortel dan ikan tenggiri, sampai mendidih
3. Setelah mendidih, masukan bawang merah, bawang putih, cabe merah, cabe hijau, cabe rawit, garam
4. Lalu masukan tomat dan daun kemangi
5. Setelah semua matang, matikan api, siap untuk disajikan

Tapi maaf ya, saya gak punya fotonya :)

Friday, September 20, 2013

Supaya Bisa Terus Eksis Ngeblog

credit
Sudah satu tahun belakangan ini, saya sedang asyik-asyik dan senang-senangnya blogging. Menikmati blogging adalah 'sesuatu' banget :). Memang sejak zaman sekolah dulu, saya sudah senang akan menulis. Waktu SMA saya malah pernah ikutan ekstrakulikuler yang berhubungan dengan MADING. Tapi berhubung kemampuannya ibarat pisau yang tidak pernah diasah, akibatnya tumpul bahkan karatan. Dan dengan blogging, dunia kesenangan saya seolah-olah kembali. Walaupun saya akui, dan mungkin teman-teman yang pernah mampir ke blog saya ini pun mengakui, kalau tulisan saya masih jauuuuh banget dari kata bagus dan baik. Tapi ya... namanya juga menyalurkan kesenangan sambil belajar, gak apa-apa toh.... sedikit demi sedikit merenovasi tulisan yang tadinya 'kaku' menjadi 'luwes'. Tapi suwer, masih banyak yang mesti diperbaiki dari tulisana saya supaya bisa menjadi indah. Suami saya bilang, tulisan ibu masih belum enak dibaca #nangisguling-guling#. Sementara suami saya adalah penilai pertama dan penilai yang jujur tentang tulisan saya :)

Thursday, September 19, 2013

Rumah Khayalan

Gambar rumahnya sih, sebenarnya tidak menunjang khayalan saya, tapi tidak apa-apalah, daripada gak ada hehehe.......
gambar diambil dari sini : rumahdijual.com

Semua orang pasti punya khayalan dan pasti pernah berkhayal. Entah khayalan waktu kecil dulu, atau bahkan sekarang pun masih suka berkhayal. Seperti saya, sampai sekarang, saya senang sekali berandai-andai atau berkhayal. Dulu, waktu saya kecil, masih sekolah SD, saya ingin sekali bisa menari, terutama menari Jaipong. Saya senang melihat anak-anak lain yang bisa menari Jaipong. Tapi khayalan saya ini tak pernah jadi kenyataan, karena saya tak pernah belajar menari, apalagi belajar menari Jaipong :). Saya pun pernah berkhayal menjadi penyanyi, walaupun suara fals, tapi dulu saya terbilang hobi menyanyi. Kata Mamah saya, saking hobi sama nyanyi, begitu bangun tidur, hal pertama yang saya lakukan adalah menyanyi diatas tempat tidur sambil melihat cermin, dan berjoget-joget centil :). Tapi lagi-lagi, khayalan saya ini pun kandas :). Tapi tak apa, tak ada rasa penyesalan, walaupun keinginan untuk belajar vokal masih ada sampai sekarang (ceritanya saya pengen punya suara merdu gitu, lho... hehe).

Sunday, September 15, 2013

#DearDaughter : Engkau Yang Menawan

Setelah menyelesaikan #DearSon, kini saya akan menuliskan curahan hati saya pada gadis cilik saya, dalam #DearDaughter. Tongkat estafetnya saya dapatkan dari Mama Fadia Lina K Sari. Makasih ya, Mak.... :)


Konon pada suatu desa terpencil

Terdapat sebuah keluarga

Terdiri dari sang ayah dan ibu
Serta seorang anak gadis muda dan naif!

Pada suatu hari sang anak bertanya pada sang ibu!
Ibu! Mengapa aku dilahirkan wanita?
Sang ibu menjawab,”Kerana ibu lebih kuat dari ayah!”
Sang anak terdiam dan berkata,”Kenapa jadi begitu?”
Sang anak pun bertanya kepada sang ayah!
Ayah! Kenapa ibu lebih kuat dari ayah?
Ayah pun menjawab,”Kerana ibumu seorang wanita!!!
Sang anak kembali terdiam.

Dan sang anak pun kembali bertanya!
Ayah! Apakah aku lebih kuat dari ayah?
Dan sang ayah pun kembali menjawab,” Iya, kau adalah yang terkuat!”
Sang anak kembali terdiam dan sesekali mengerut dahinya.

Dan dia pun kembali melontarkan pertanyaan yang lain.
Ayah! Apakah aku lebih kuat dari ibu?
Ayah kembali menjawab,”Iya kaulah yang terhebat dan terkuat!”
“Kenapa ayah, kenapa aku yang terkuat?” Sang anak pun kembali melontarkan pertanyaan.

Sang ayah pun menjawab dengan perlahan dan penuh kelembutan. “Kerana engkau adalah buah dari cintanya!
Cinta yang dapat membuat semua manusia tertunduk dan terdiam. Cinta yang dapat membuat semua manusia buta, tuli serta bisu!

Dan kau adalah segalanya buat kami.
Kebahagiaanmu adalah kebahagiaan kami.
Tawamu adalah tawa kami.
Tangismu adalah air mata kami.
Dan cintamu adalah cinta kami.

Dan sang anak pun kembali bertanya!
Apa itu Cinta, Ayah?
Apa itu cinta, Ibu?
Sang ayah dan ibu pun tersenyum!
Dan mereka pun menjawab,”Kau, kau adalah cinta kami sayang..”

~ Khalil Gibran~


Ketika kau hadir dalam perut ibu, ibu tak menyadarinya. Saat itu bulan Ramadhan tahun 2009. Ibu menamatkan puasa Ramadhan ibu satu bulan penuh, tanpa merasakan tanda apa-apa bahwa sebenarnya ada dirimu dalam rahim ibu. Hanya saja, pada saat itu ibu merasa penciuman ibu lebih tajam dari sebelum-sebelumnya. Tapi ibu tidak merasa 'curiga' bahwa ibu sedang mengandungmu, karena memang jadwal menstruasi ibu tidak teratur. Hingga suatu ketika, ibu ingin mencoba test pack. Dan ternyata memang hasilnya positif. Saat itu ayah dan ibu senang sekali. Ayah dan ibu akan mempunyai anak lagi, kakakmu akan memiliki adik. Ibu sempat bergumam dalam hati, "semoga perempuan." Tapi kalaupun diberi laki-laki lagi, tidak apa-apa, ibu tetap senang, yang penting bayi ibu sehat. Dan ibu pun mulai memperkenalkanmu pada kakakmu, dengan harapan, setelah kau lahir, kakakmu tidak akan cemburu padamu, walaupun selisih usiamu dengan kakakmu jika kau lahir nanti adalah 4 tahun. Tapi ibu tetap saja merasa khawatir akan adanya kecemburuan dari kakakmu, maka sejak dini ibu memperkenalkanmu pada kakakmu. Dan kakakmu terlihat senang akan memiliki adik.

Selama mengandungmu, kau tak rewel sama seperti sewaktu ibu mengandung kakakmu. Ibu tak pernah merasakan yang namanya morning sickness, ibu tak pernah merasakan yang namanya ngidam, pengen ini dan itu. Kegiatan ibu sehari-hari sangat nyaman, tidak pernah ada keluhan.

Hingga akhirnya, waktunya kau lahir ke dunia. Tapi ternyata, kelahiranmu 'molor' sampai hampir 3 minggu. Ayahmu panik, ibu pun begitu, tapi tidak sepanik ayahmu. Ibu berfikir, apakah ibu salah memberikan informasi tentang HPHT ibu pada bu bidan saat itu, mengingat menstruasi ibu yang tidak teratur, sehingga ibu lupa? Sampai akhirnya bu bidan memberikan pil yang sangat kecil pada ibu, ibu tidak tahu pil apa itu. Sepertinya pil untuk merangsang agar kau lahir. Setelah pil itu ibu minum pun tak ada reaksi apa-apa darimu. Akhirnya bu bidan menyarankan kau di USG lagi untuk yang terakhir. Ibu dan ayahmu pun menurut. Dan ternyata, kau lahir dengan tanggal yang sama dengan hasil USG :) Kau lahir dengan selamat dan sehat. Alhamdulillah.

Kau tumbuh menjadi gadis cilik yang lucu dan terbilang anteng, tidak rewel. Pertumbuhanmu tidak pernah ada kendala. Belajar bicara, belajar berjalan, layaknya anak-anak normal lainnya. Bahkan bicaramu sudah lancar di usia 1 tahun 6 bulan. Dan kau terbilang jarang sakit. Alhamdulillah, sampai usiamu yang sekarang, satu kali pun kau tidak pernah ke dokter. Dan kalaupun kau sakit, sakitmu hanya seputar batuk, pilek dan panas, yang mana penyakit seperti itu adalah penyakit umum anak-anak, dan bisa ditangani sendiri oleh ayah ibumu. Ibu yakin, itu semua karena ASI eksklusif dilanjut sampai usia 2 tahun yang ibu berikan padamu, juga kakakmu. Kakakmu juga terbilang jarang sakit lho, Nak.... 

Kau sekarang sudah sekolah di Kober, setiap hari pasti kau meminta belajar pada ibumu. Entah itu belajar Iqro, Iqromu sudah lancar lho, Nak......, menghapal surat-surat pendek, belajar membaca Ba-Bi-Bu-Be-Bo, dan lain sebagainya, semua itu tanpa paksaan ayah dan ibumu, kau memintanya sendiri. Kadang tengah hari bolong, kau meminta belajar :) Lagu-lagu yang kau hapal pun bukan hanya lagu-lagu anak-anak. Lagu-lagu kebangsaan, lagu-lagu daerah sudah ada yang kau hapal. Watak dan sifatmu mirip dengan kakakmu, kau mudah terharu untuk hal-hal kecil yang menyentuh hatimu. Kau jarang menangis, tapi begitu menangis, suaramu keras, seperti menangis dibalik pengeras suara.

Jika kau berada di luar rumah, seperti di sekolah atau ketika kau main di rumah temanmu, kau termasuk anak yang kalem, nurut dan mudah mengalah. Tapi jika di dalam rumah, bermain dengan kakakmu, kau akan seperti kakakmu, tidak mau diam, senang berlari-lari sambil tertawa-tawa, bahkan cenderung 'galak' pada kakakmu. Sudah berapa kali kakakmu kena 'bogem' mu :) Kau anak yang lucu, kadang ucapanmu suka mengundang tawa. Tak jarang kakakmu pun suka tertawa terkekeh-kekeh karena ucapan atau tingkahmu. Kau anak yang mandiri, sejak usia 3 tahun, kau sudah bisa mandi sendiri, memakai baju sendiri, sering juga makan minta tak disuapi.

Fayda, gadis cilik ibu yang cantik, banyak orang yang terpesona akan dirimu, engkau memang menawan. Jadilah wanita yang tangguh, mandiri, santun dan lemah lembut. Tidak seperti ibumu yang tidak memiliki kelemahlembutan wanita. Menjadi wanita yang sholehah dan cerdas. Do'a ayah dan ibumu, semoga kau mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat kelak. Aamiin Ya... Robbalalamiin.












Semua yang ibu curahkan disini, adalah salah satu doa yang selalu ibu panjatkan pada Ilahi Robbi. Semoga doa-doa ayah dan ibu, selalu menyertai setiap langkah-langkahmu, sehingga kau selalu dilindungi oleh Yang Maha Kuasa. Semoga suatu hari nanti, kau bisa membaca surat ibumu ini untukmu, Fayda Fatharani Muhayya, anak ibu yang menawan.



# Tongkat estafetnya saya lempar ke mba Tita Kurniawan, Bundanya Aisykha, lanjut ya Mak..... :)

Tuesday, September 10, 2013

#DearSon : Engkau Yang Menakjubkan

Lemparan tugas #DearSon dari Teh Dey ibunya Fauzan saya tangkap dengan semangat. Tadinya mau malamnya saya menulis tentang tantangan ini, tapi berhubung laptopnya rebutan, jadi saya yang ngalah deh  :)
Farras Fadhil Muhana

Bismillahirohmaanirrohiim.....

Selama 2 tahun 3 bulan, ayah dan ibu menantimu, selalu berdoa dan bermunajat pada Sang Khalik, agar engkau hadir menghiasi kehidupan kami. Penantian yang terasa lama bagi kami, menanti datangnya rizki dan amanah dari Allah SWT. Dan ketika Allah SWT sudah berkehendak, maka kau pun hadir di perut ibu mu. Kegembiraan yang tiada tara, rasa syukur yang tidak bisa diungkapkan ketika ibu tahu kau ada di dalam rahim ibu. Suatu anugerah yang sangat tak terkira. Terima kasih Allah atas segala nikmat yang telah Engkau berikan pada kami. Semoga kami bisa menjaga amanah Mu dengan baik. Menjaganya dunia dan akhirat.

Tak banyak yang bisa ibu berikan pada mu, anakku. Ibu ingin sekali memberikan yang terbaik untukmu, tapi terkadang ibu masih sering marah dan kesal karena tingkah-tingkahmu.Terkadang ibu berkhayal bisa menjadi ibu yang sempurna untukmu, tapi sepertinya itu tidak mungkin. Ibu bukan manusia yang sempurna.

Maafkan ibu jika ibu marah padamu ketika kau mulai tak mendengar nasehat-nasehat ibu. Maafkan ibu jika ibu suka kesal akan tingkah polahmu yang bikin jantung ibu ajrut-ajrutan. Ya... kau adalah anak yang aktif mungkin terbilang sangat aktif. Ibu sampai cape jika melihat kau bergerak, tak bisa diam, berlari kesana kemari, loncat dari satu tempat ke tempat lain. Karena keaktifanmu, sering orang bahkan saudara-saudaramu sendiri mengatakan kau nakal. Duuh... sungguh sangat sedih ibu jika ada orang yang mengatakan hal itu padamu Nak... Sementara ibumu sendiri tak pernah mengatakan itu padamu.

Mendoakanmu selalu adalah salah satu hal yang terpenting buat ibu. Berdoa semoga kau menjadi anak yang sholeh, anak yang cerdas, anak yang nurut pada orang tua, anak yang bageur (baik), anak yang berguna buat agamamu, orangtuamu, dan bangsamu. Oleh karena itu, tak jarang ibu memanggilmu bukan hanya dengan memanggil namamu saja, tapi pasti ada embel-embel di belakangnya, Farras sholeh, atau Farras pinter, atau Farras bageur, iya kan Nak... Tak lain, hanya berharap itu adalah sebagian dari doa ibu pada Allah untukmu yang mudah-mudahan Allah kabulkan.

Ketika kau mulai sekolah, belajar, begitu cepatnya daya serapmu ketika ayah dan ibumu mengajarimu. Kebanggaan yang bertambah buat ayah dan ibumu. Para peneliti bilang, golden age adalah seperti spon yang mudah menyerap. Mungkin seperti itulah otakmu, apapun informasi yang otakmu tangkap, maka dengan cepat otakmu menyerap. Maka tak heran, guru-guru Kober & TK mu pun sering memujimu, bahkan sampai sekarang guru di SD mu. Tapi tak jarang pula guru-gurumu protes pada ibu akan tingkahmu yang tidak mau diam, cenderung banyak bergerak.

Kau adalah anak yang 'penasaran', selalu ingin tahu apa-apa yang ingin kau ketahui. Dan kau akan merasa tidak puas jika mendapat jawaban yang 'mengambang' dari setiap pertanyaan yang kau ungkapkan pada ayah dan ibumu. Kau akan terus 'mengulik', hingga jawaban yang masuk akal akan kau dapatkan.

Sekarang kau sudah besar, Nak... sudah kelas 2 SD, sudah berusia 7 tahun, sudah mempunyai adik perempuan yang cantik. Cantik kan, Nak... :) Ibu ingin selalu membanggakanmu Nak... Jadilah kebanggaan ayah dan ibu, juga kebanggaan adikmu. Jadilah pribadi yang santun, jujur dan baik hati. Jangan pernah merasa sombong dan pongah terhadap apa yang telah kau miliki. Sayangi selalu adikmu, saudara-saudaramu, teman-temanmu. InsyaAllah ayah dan ibu akan menjagamu untuk dunia dan akhiratmu. Semoga ayah dan ibumu selalu Istiqomah dalam menjagamu, dalam menjalankan kewajiban kami sebagai orang tua yang baik.

Ibu tidak ingin lebih banyak lagi air mata ibu keluar ketika menuliskan ini untukmu, semoga kau bisa mengerti dan memahami apa yang ibu sampaikan padamu ini, karena kau anak yang menakjubkan.



Me & Farr



* Terima kasih Teh Dey, sudah membuat daku menangis, hehehe....
* Mak Astin umminya Faiz, lanjutkan ya... :)

Monday, September 09, 2013

Akhirnya.... Gigi Susu Pertama Farras Pun Copot :)

Sempat bertanya-tanya dalam hati, usia Farras sudah 7 tahun, tapi kok, gigi susunya belum ada satu pun yang goyang, bahkan copot/tanggal. Beberapa bulan yang lalu, pernah memang Farras bilang giginya goyang, tapi sepertinya hanya perasaan Farras saja. Sampai suatu ketika, Farras sedang makan cokelat pasta (choki-choki). Tiba-tiba Farras menjerit kesakitan. "Aduh, Bu... gigi Farras sakit, kayaknya plastik bungkusnya nyangkut di gigi." Farras memegang giginya, mencari plastik yang menurut Farras nyangkut di giginya. Lalu saya lihat giginya, gak ada yang nyangkut. Ternyata gigi Farras goyang, saya lihat ada darah di giginya. "Kumur-kumur dulu Kak, gigi Kakak goyang, dan berdarah." Lalu Farras pun kumur-kumur.
"Udah gak apa-apa, itu giginya goyang, karena kena tekanan plastik bungkus choki-choki." Hibur saya.

Setelah kejadian itu, Farras bilang makannya agak kurang nyaman, karena gigi goyangnya selalu kena gesekan gigi yang lain. Lalu saya tawarkan untuk ke dokter gigi, supaya cepat copot, daripada terganggu. Tapi Farras gak mau, nunggu lepas sendiri aja, katanya. Ya... sudah, tunggu sampai selepas-lepasnya aja kalo begitu.

Dan suatu malam, saya hendak ke warung depan gang rumah untuk beli sabun mandi yang kebetulan kehabisan. Farras ikut, katanya ingin beli es krim. Ya.... sudah saya ajak. Setelah belanja selesai, saya mampir beli mie ayam. Ketika di tempat mie ayam, Farras teriak : "Hore... Ibu, gigi Farras copot! Gak sakit lho, Bu..." Farras nyengir ngeliatin giginya yang sudah ompong. Saya ikutan teriak. "Yeah... gigi Farras copot!" Farras semakin kegirangan, dia lompat-lompat.
"Coba liat gigi yang copotnya Kak..." Pinta saya. Farras memperlihatkan giginya yang sudah copot.
"Coba nyengir lagi, berdarah enggak?" Pinta saya lagi.
Lalu Farras pun nyengir. Saya lihat di gigi Farras ada darah.
"Kakak, giginya berdarah, udah sana pulang duluan, minta tolong ke Ayah, untuk kumur-kumur."
Lalu Farras pun melesat lari kencang sekencang-kencangnya. Farras semangat ingin memberitahu ayahnya kalau giginya sudah copot.  :)

Kata suami saya, ketika sudah sampai rumah, Farras lalu jingkrak-jingkrak kegirangan :)

Alhamdulillah, akhirnya kekhawatiran saya akan gigi susu Farras yang belum tanggal, terjawab sudah. Lega rasanya..... Saya pun ikut kesenangan melihat kegembiraan Farras karena giginya yang sudah copot.

Sampai sekarang, gigi Farras masih tertata rapi di balik mulutnya. Tidak ada yang keropos, atau bahkan berwarna hitam grepes. Mungkin karena memang dari kecilnya rajin sikat gigi, jadi gigi masih terlihat rapi. Dan juga Farras tidak pernah terkena obat antibiotik, jadi giginya tidak hitam. Katanya kalo kita terlalu sering mengkonsumsi antibiotik, akan terpengaruh pada gigi, gigi pun akan hitam dan lama-lama grepes.

Rentang waktu gigi susu yang copot untuk tumbuh menjadi gigi tetap adalah sekitar 6 bulan. Jadi Farras harus menunggu 6 bulan ke depan untuk bisa melihat gigi barunya tumbuh.

Wednesday, September 04, 2013

Dongeng Tentang Burung Pipit

credit

Farras akhir-akhir ini lagi senang-senangnya membangkang. Apapun yang dikatakan saya dan suami saya, pasti ditolak, pasti akan melakukan kebalikannya. Saya dan suami saya sampai bingung. Apa yang salah pada kami dalam hal mendidik Farras? Tapi setelah saya perhatikan, sepertinya sikap Farras yang tidak nurut ini karena kelamaan/kebanyakan main. Jika sudah main bersama teman-temannya, Farras akan kurang terkendali. Apakah saya harus menghentikan acara main Farras? Sepertinya tidak adil banget ya? Sementara Fayda pasti akan ikut-ikutan kakaknya. Fayda adalah 'follower' Farras. Apapun yang Farras katakan dan perbuat, pasti akan ditiru Fayda. Karena kebingungan saya, saya sampai browsing di internet, kalau ada Tabloid yang temanya tentang anak yang suka membangkang/tidak nurut, saya pasti beli dan baca. Terakhir saya baca di salah satu Tabloid tentang tekhnik Hipnosis. Yaitu suatu tehnik memberikan afirmasi positif ketika anak dalam keadaan tidak sadar baca : tidur. Kondisi tidurnya adalah pada kondisi gelombang teta (otot-otot wajah tampak relaks). Goyangkan badannya dan panggil namanya dengan suara perlahan. Jika anak menjawab dengan suara lemah, atau hanya mengangguk, berarti ia dalam kondisi teta dan siap diberi sugesti. Berikan sentuhan dan ucapkan : "Adek/Kakak, mulai besok dan seterusnya, Adek/Kakak menurut kata-kata Ibu/Mama, ya?"
Sebetulnya afirmasi positif/kalimat positif sering kami berikan pada anak-anak kami. Tapi kok, sepertinya belum berhasil pada Farras ya? Maka saya ingin mencoba tehnik Hipnosis ini. Baru satu kali saya mencobanya pada Farras dan Fayda. Pada Fayda, ketika dalam kondisi tidur saya panggil namanya : "Fayda..." Fayda menjawab (mata masih terpejam) : " Hhhhh....." Berarti Fayda mendengar suara saya, batin saya. Saya meneruskan 'serangan' saya : "Fayda nurut sama Ayah dan Ibu ya?" Eh ternyata Fayda mengangguk. Saya ulangi lagi, Fayda pun mengangguk lagi :)
Lalu saya coba pada Farras : "Farras..." Farras malah menangkis. Eits... untung gak kena muka saya hehehe... Saya lanjutkan : "Farras nurut sama Ayah dan Ibu ya?" Farras langsung menjawab : "Enggak."
Heh... enggak? Saya ulangi lagi. Jawabannya masih sama. "Enggak." Ya ampun Farras... terus Ibu mesti gimana lagi nih, Farras?  Tapi saya akan terus melanjutkan aksi saya tersebut :) Semoga nanti berakhir sesuai harapan. Tetap semangat dan terus lanjut :)

Oh iya lupa... :) Sebelum anak-anak tidur, saya sempat mendongengkan cerita tentang Burung Pipit, karena memang saya janji pada Fayda, untuk bercerita tentang Burung Pipit, disamping itu supaya Farras dan Fayda bisa cepat tidur agar esoknya tidak bangun kesiangan.

Di suatu hutan tinggallah satu keluarga Burung Pipit. Di dalam keluarga itu ada Ayah, Ibu, Kakak dan Adik. Kakaknya bernama Piti dan Adiknya bernama Puti.
Piti mengajak Puti bermain di luar. "Puti, kita bermain di luar yuk.... sepertinya cuaca sedang cerah. Enak nih, kalo kita terbang tinggi... dan terbang yang jauh." Ajak Piti.
"Enggak ah... aku gak mau. Aku takut dimarahi Ayah dan Ibu. Ayah dan Ibu kan, sudah memberi tahu kita, supaya jangan bermain di luar kalau Ayah dan Ibu tidak ada di rumah. Mainnya di dalam rumah saja." Jawab Puti.
"Eh... dasar penakut. Kita bermain di luar, nanti sebelum Ayah dan Ibu datang, kita pulang duluan. Jadi kan, gak ketahuan Ayah dan Ibu kalau kita main di luar." Ajak Piti lagi.
"Enggak mau, pokoknya aku mau nurut sama nasihat Ayah dan Ibu." Jawab Puti lagi.
"Ya sudah kalau gak mau. Aku saja yang bermain di luar bersama teman-teman yang lain. Aku akan terbang tinggi dan jauh. Ah... enaknya menghirup udara di angkasa tinggi." Piti menggoda Adiknya.
Karena tidak berhasil menggoda Adiknya, akhirnya Piti pun keluar rumah, dia bermain bersama teman-temannya. Tanpa Piti sadari, dia bermain dan terbang sudah cukup jauh dari rumahnya. Piti ternyata keasyikan bermain. Ketika Piti sadar, hari sudah menjelang malam, perut Piti sudah mulai merasa lapar. Dia kaget, ternyata malam sudah menghampiri, dan lebih kaget lagi, Piti tidak tahu arah jalan pulang, sementara perut Piti tidak bisa diajak kompromi. Piti mencoba mencari jalan lagi untuk sampai di rumahnya, tapi semakin dia terbang, sepertinya malah semakin jauh. Piti pun putus asa. Piti kelelahan. Dan Piti pun menangis. "Hu...hu...hu... Ibu, Ayah, Piti ingin pulang, Piti tersesat. Ayah, Ibu, tolong Piti." Piti menagis sesegukan.

Sementara di rumah Piti, Ayah dan Ibu sedang kebingungan karena mendapati Piti tidak ada di rumah dan sampai malam begini belum pulang juga. Akhirnya Ayah dan Ibu Piti mengambil keputusan untuk mencari Piti. "Puti, kamu tinggal di rumah ya, Ayah dan Ibu mau mencari Kakakmu, Piti." Perintah Ibunya.
"Iya Bu, Puti akan di rumah saja sampai Ayah dan Ibu juga Kakak datang." Jawab Puti.
Dan Ayah, Ibu pun mencari Piti. "Piti........ Piti....." Teriak Ibu Piti memanggil-manggil nama Piti, berharap Piti mendengar panggilan ibunya. Tapi tidak ada jawaban. Ibu Piti mengulangi lagi memanggil-manggil nama Piti. Begitu terus sampai suara Ibu Piti serak. Namun sudah sekian lama Ayah dan Ibu mencari dan memanggil-manggil nama Piti, Piti belum ditemukan juga. "Piti dimana kamu Nak...." Gumam Ibu Piti sedih. Sekali lagi Ibu dan Ayah berteriak memanggil nama Piti : "Piti... Piti... Piti... dimana kamu Piti. Ini Ayah dan Ibu."
Tak jauh dari situ, Piti mendengar suara yang memanggil-manggil namanya. "Sepertinya itu suara Ayah dan Ibu. Ayah... Ibu... Piti disini." Teriak Piti.
Ayah dan Ibu mendekati asal suara. Ternyata benar, Piti ada disitu sedang duduk lemas. "Piti...." Teriak sang Ibu sambil menghampiri Piti dan memeluk Piti. "Piti, kamu tidak apa-apa Nak?" Tanya Ibu.
"Aku gak apa-apa Bu." Jawab Piti sambil menangis. "Maafin Piti ya Bu, Piti sudah tidak nurut sama Ayah dan Ibu, Piti malah pergi main di luar dan pergi jauh." Piti meminta maaf sambil terus menangis.
"Iya... Ayah Ibu maafkan. Tapi jangan diulangi lagi ya..." Kata Ayahnya.
"Iya Ayah, Piti tidak akan mengulanginya lagi." Jawab Piti lagi.
"Kalau begitu, kita sekarang pulang ya.. kasihan Puti sendirian di rumah." Kata Ibunya.
Akhirnya mereka bertiga pun pulang ke rumahnya.

Dan tidak lama, Farras dan Fayda pun terlelap :)
Semoga Farras dan Fayda (terutama Farras) bisa memaknai dongeng tentang Burung Pipit ini.



Tuesday, September 03, 2013

Tanpa TV

credit

Sudah beberapa minggu ini (malah mungkin beberapa bulan), rumah tak lagi ramai oleh TV, benda kotak yang bisa menghasilkan suara dan gambar ini. Bukan, bukan karena TV rusak. Tapi karena memang saya sedang malas nonton TV sehingga jarang sekali TV di rumah nyala. Dulu banget, paling suka lihat infotainment dan acara musik LIVE (etapi kalo ada Indonesian Idol atau X Factor Indonesia, masih suka/seneng nontonnya). Tapi untuk acara-acara TV yang lain, udah males nontonnya. Paling kalaupun mau nonton, ya.. acara berita. Segi baik dan positifnya, anak-anak jadi kebawa-bawa jarang nonton. Ini yang bikin saya senang. Yes... anak-anak memang ternyata tidak addict pada TV. Kalaupun kebetulan TV nyala, yang ditonton adalah film kartun. Dan jika saya tidak menyalakan TV, maka TV akan mati terus. Paling-paling juga suami saya (kalau anak-anak sudah tidur, baru menonton TV, tapi itupun jarang ding... :P ). Jadi memang otomatis, TV jadi nomor kesekian yang ditunggu kehadirannya. Dan gantinya, anak-anak jadi senang main game di laptop, tapi itupun masih dalam kategori wajar, tidak berlebihan. Pada malam hari Farras sudah disibukkan dengan membaca buku pelajaran dan membuat peer. Sementara jika Farras belajar, pasti Fayda akan ikut-ikutan ingin belajar. Selain belajar, biasanya Farras dan Fayda menghabiskan waktunya dengan bercanda dan bermain berdua. Jadi, TV bukan lagi hal penting yang harus menyala setiap hari. Maaf ya TV kami tidak lagi terlalu membutuhkanmu :).

Alangkah lega rasanya anak-anak tidak melulu terpaku pada layar kaca TV. TV yang banyak negatifnya daripada positifnya, apalagi acara-acara TV di negara kita ini, gak layak di tonton anak-anak. Memang sih, ada acara untuk anak-anak juga, seperti film-film kartun, Si Bolang, dll tapi banyaknya kan, gak bermanfaat. Gosip-gosip bertebaran di TV, berita gontokan-gontokan seolah-olah menjadi tayangan yang tak layak sensor, belum lagi acara lawak yang ujung-ujungnya cela mencela. Udah gitu, acara sinetron yang berbau misteri/horor juga ada. Jadi kalau mau pilih-pilih acara TV untuk anak-anak, rada-rada repot. Dan saya diuntungkan oleh rasa malas saya untuk nonton TV tersebut :)

Kita semua pasti sudah tahu dampak buruk bagi anak-anak jika terlalu berlebihan dalam menonton TV. Diantaranya jika terlalu banyak menonton TV akan berpengaruh pada daya konsentrasi anak. Menonton TV lebih dari 4 jam sehari, cenderung membuat anak mengalami obesitas karena malas bergerak dan juga anak bisa menjadi konsumtif.

Semoga TV akan terus menjadi nomor sekian di dalam rumah kami, sampai acara TV memiliki edukasi yang tinggi untuk anak-anak, sehingga para orang tua tidak akan khawatir lagi akan acara-acara di TV. Tapi kapan ya.... :)
terlalu banyak menonton televisi bisa mempengaruhi daya konsentrasi anak. Menonton televisi lebih dari empat jam sehari juga cenderung membuat anak mengalami obesitas. Gara-gara televisi, anak juga bisa menjadi konsumtif. - See more at: http://dunianyaanakkita.blogspot.com/2011/12/dampak-positif-dan-negatif-tv-pada-anak.html#sthash.LIqoTT3C.dpuf
erlalu banyak menonton televisi bisa mempengaruhi daya konsentrasi anak. Menonton televisi lebih dari empat jam sehari juga cenderung membuat anak mengalami obesitas. Gara-gara televisi, anak juga bisa menjadi konsumtif. - See more at: http://dunianyaanakkita.blogspot.com/2011/12/dampak-positif-dan-negatif-tv-pada-anak.html#sthash.LIqoTT3C.dpuf
erlalu banyak menonton televisi bisa mempengaruhi daya konsentrasi anak. Menonton televisi lebih dari empat jam sehari juga cenderung membuat anak mengalami obesitas. Gara-gara televisi, anak juga bisa menjadi konsumtif. - See more at: http://dunianyaanakkita.blogspot.com/2011/12/dampak-positif-dan-negatif-tv-pada-anak.html#sthash.LIqoTT3C.dpuf
erlalu banyak menonton televisi bisa mempengaruhi daya konsentrasi anak. Menonton televisi lebih dari empat jam sehari juga cenderung membuat anak mengalami obesitas. Gara-gara televisi, anak juga bisa menjadi konsumtif. - See more at: http://dunianyaanakkita.blogspot.com/2011/12/dampak-positif-dan-negatif-tv-pada-anak.html#sthash.LIqoTT3C.dpuf